Dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya,
manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling utama.
Manusia diberi kelebihan yang tidak diberikan kepada makhluk lain; yaitu kelebihan untuk bisa memilah yang baik dengan yang buruk, membedakan yang benar dengan yang salah.
Sayangnya, banyak manusia yang justru mengabaikan kelebihannya ini.
Manusia diberi kelebihan yang tidak diberikan kepada makhluk lain; yaitu kelebihan untuk bisa memilah yang baik dengan yang buruk, membedakan yang benar dengan yang salah.
Sayangnya, banyak manusia yang justru mengabaikan kelebihannya ini.
Realitanya, nilai
keberadaan seseorang di kehidupannya di dunia dilihat dari tiga hal.
Pertama, sebagai makhluk biologis (nas) yang punya keinginan badaniah;
Kedua, sebagai makhluk spiritual atau makhluk rohani (insan) yang harus bisa membedakan benar-salah berdasar tuntunan agama;
Ketiga, sebagai makhluk sosial (basyar) yang tidak terlepas dari etika dan tata krama di masyarakat sekitarnya.
Pertama, sebagai makhluk biologis (nas) yang punya keinginan badaniah;
Kedua, sebagai makhluk spiritual atau makhluk rohani (insan) yang harus bisa membedakan benar-salah berdasar tuntunan agama;
Ketiga, sebagai makhluk sosial (basyar) yang tidak terlepas dari etika dan tata krama di masyarakat sekitarnya.
Karenanya, sebagai
makhluk yang tidak terlepas dari keinginan dan kesenangan duniawi, Islam
menyeimbangkan seorang manusia dengan tuntunan rohani yang benar.
Yang
mengarahkan perilakunya (dalam mencapai keinginannya) untuk tidak merugikan
orang lain, untuk menghormati kepatutan hukum di lingkungannya bermasyarakat.
MANUSIA PERTAMA
Salah satu sifat malaikat [1] adalah tidak mengetahui sesuatu bila
belum pernah mengalami atau jika belum diberi tahu tentang sesuatu itu.
“Mahasuci Engkau, tidak ada (sesuatu) yang
kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami..” (Qur’an,
Al Baqarah [2]:32)
Sekarang simak ucapan malaikat sebelumnya, tatkala Allah hendak menciptakan
Adam dan akan menjadikannya khalifah di bumi,
“Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah..” (Qur’an, Al Baqarah [2]:30)
Bagaimana malaikat tahu dan menganggap bahwa yang akan dijadikan khalifah
itu (yakni manusia keturunan Nabi Adam As)
adalah orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah?
Cuma satu
kemungkinan jawabannya: Malaikat pernah mengalami atau melihat makhluk-makhluk
serupa manusia seperti itu sebelum Adam diciptakan dan dijadikan khalifah.
Yaitu makhluk yang suka membuat kerusakan dan menumpahkan darah.
Jadi, Adam Alaihis salam --yang diciptakan sesuai
bentuknya, artinya langsung berbentuk manusia dewasa, tidak melalui proses
dilahirkan seperti umumnya manusia-- adalah manusia baru yang berbeda dengan
makhluk (manusia) sebelumnya yang pernah ada di bumi ini.
TEORI EVOLUSI
Kerumitan memahami teori evolusi bisa jadi disebabkan oleh adanya
ketidaksamaan dalam laju dan proses evolusi itu sendiri di tiap tempat.
Profil modern yang
dimiliki manusia Swanscombe yang mendahului profil primitif yang dimiliki
manusia Neanderthal, merupakan penyimpangan dari teori evolusi. Padahal,
berdasar teori evolusi, Swanscombe telah ada lebih dahulu daripada Neanderthal.
Jadi, tampang Swanscombe seharusnya lebih primitif ketimbang manusia Neander.
Begitu pula
kapasitas rata-rata otak manusia modern saat ini yang lebih kecil (seharusnya
jadi lebih besar) dibandingkan dengan kapasitas otak manusia Neander, merupakan
penyimpangan dari hukum evolusi.
MANUSIA SWANSCOMBE
Manusia Swanscombe --selain di Swanscombe lembah Thames, Inggris, fosilnya
ditemukan juga di Steinheim (Jerman),
Tautavel (Perancis), dan Petralona (Yunani)-- termasuk homo sapiens purba,
penerus homo erectus. Diperkirakan hidup antara 300.000 sampai 200.000 tahun
silam.
Sebagai perbandingan, kemunculan pertama kera primitif Pliopithecus diperkirakan antara 15 juta sampai 10 juta tahun yang silam.
Sebagai perbandingan, kemunculan pertama kera primitif Pliopithecus diperkirakan antara 15 juta sampai 10 juta tahun yang silam.
MANUSIA NEANDERTHAL
Rentang waktu kemunculan pertama homo sapiens purba dengan kemunculan
Neanderthal, diperkirakan sekitar 400.000 – 300.000 tahun.
Neanderthal
--fosilnya pertama kali ditemukan di lembah Neander, Jerman-- termasuk jenis
homo sapiens, atau makhluk berpikir. Dianggap sebagai manusia purba terakhir
dan pendahulu langsung manusia moderen. Diperkirakan menghuni Eropah dan Asia Barat, antara 100.000 sampai 35.000
tahun yang silam.
Dari penemuan Neander yang dikuburkan di atas bunga-bungaan
di dalam sebuah gua di Irak Utara, Neander bisa jadi sudah mengenal acara keagamaan.
Seperti juga
kemunculannya yang menyimpang, yakni tampang lebih primitif ketimbang
Swanscombe, kepunahan Neander yang misterius membuat heran para pakar evolusi.
MANUSIA CRO-MAGNON
Kemunculannya hampir bersamaan dengan kepunahan Neander. Fosilnya pertama
kali ditemukan di bukit Cro-Magnon, Perancis.
Manusia Cro-Magnon
hidup sekitar 35.000 sampai 25.000 (sebagian pakar menghitung sekitar 10.000)
tahun silam. Dengan bentuk tengkorak mirip manusia moderen dan sosok lebih
tegap, tampangnya jauh berbeda dengan sosok manusia Neander yang digantikannya.
Penemuan ratusan
jarum dan alat tusuk dari tulang, menunjukkan manusia Cro-Magnon sudah mengenal
pakaian dari kulit binatang.
Dan dari ratusan gambar peninggalan mereka di sebuah gua di Lascaux, Perancis, tampak jelas mereka pun sudah mengenal agama dan seni.
Dan dari ratusan gambar peninggalan mereka di sebuah gua di Lascaux, Perancis, tampak jelas mereka pun sudah mengenal agama dan seni.
JIKA ALLAH BERKEHENDAK JADI, JADILAH
“Sesungguhnya jika Allah menghendaki sesuatu,
cukup Dia berkata ‘Kun’, maka jadilah
apa yang dikehendakiNya itu” (Quran, Yasin [6]:82)
Manusia Neanderthal punah 35.000 tahun yang silam tanpa jejak. Kemudian digantikan oleh manusia Cro-Magnon secara tiba-tiba (untuk kurun waktu evolusi), dengan profil yang lebih modern tapi kapasitas otaknya justru di bawah rata-rata Neander.
Apa artinya ini?
Bisa jadi Neander
inilah yang disebut malaikat sebagai manusia sebelumnya yang perusak dan suka
menumpahkan darah.
Tapi juga bukan tidak mungkin, sebab bagi Allah ‘Azza wa Jalla tidak ada yang mustahil, bahwa kita adalah manusia yang lebih baru lagi. Bukan Swanscombe, bukan Neanderthal, bukan Cro-Magnon.
Tapi juga bukan tidak mungkin, sebab bagi Allah ‘Azza wa Jalla tidak ada yang mustahil, bahwa kita adalah manusia yang lebih baru lagi. Bukan Swanscombe, bukan Neanderthal, bukan Cro-Magnon.
Yang jelas, secara rasional, penemuan fosil-fosil itu sama
sekali tak bertentangan dengan agama Islam. Fosil-fosil itu bisa saja hanyalah
makhluk terdahulu sebelum Adam As.
Memang, ilmu
pengetahuan bisa menerangkan sejarah perjalanan makhluk hidup secara ilmiah.
Bisa merunut asal muasal kehidupan makhluk hidup berdasar bukti-bukti peninggalan arkeologi maupun fosil-fosil prasejarah yang ditemukan.
Bisa merunut asal muasal kehidupan makhluk hidup berdasar bukti-bukti peninggalan arkeologi maupun fosil-fosil prasejarah yang ditemukan.
Ilmu pengetahuan
bisa menjelaskan tentang keberadaan dinosaurus dan makhluk prasejarah.
Tapi teori evolusi
tak bisa menjawab pertanyaan tentang mana yang lebih dahulu ada, apakah jantan
atau betina?
Kalau makhluk hidup di dunia ini terjadi dengan sendirinya, mengapa
bisa ada betina dan ada jantan? Padahal makhluk hidup yang ada di muka bumi ini
bukan hanya puluhan, tapi ratusan ribu macam.
Renungkan, mana yang lebih dahulu
ada, dinosaurus atau telornya?
Kalau dinosaurus dulu, berarti dinosaurusnya
itu betina.
Pertanyaannya, yang menghamilinya siapa? Angin?
Pertanyaannya, yang menghamilinya siapa? Angin?
BERASAL DARI TANAH
Ada ayat Al Qur’an yang memberi tanda dekatnya (dalam waktu relatif) hari
kiamat,
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas
mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan
kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak percaya kepada ayat-ayat
kami.” (Qur’an, An-Naml [27]:82)
Mufasirin baheula menafsirkan ayat di atas tentang keluarnya hewan dari
dalam bumi yang bisa berbicara.
Ilmuwan sekarang bisa saja menafsirkannya
dengan penemuan ilmiah yang membuktikan kebenaran agama.
Mungkin saja, kelak,
ada penemuan ilmiah yang menunjukkan adanya kemiripan struktur sel (DNA,
kromosom, atau apapun namanya) hewan yang biasa hidup dalam tanah (seperti
cacing?) dengan manusia. Yang mengarah pada pembuktian bahwa manusia berasal
atau dibuat dari tanah.
Yang membantah bahwa manusia sebagai keturunan kera; karena
struktur sel tubuh manusia berbeda dengan kera.
Wallahu a’lam bishshawab.
[1] Malaikat berasal dari cahaya (nur), jin
berasal dari api, sedangkan manusia berasal dari tanah. Karena iblis berasal
dari api, iblis termasuk golongan jin.
3 komentar:
Dari Qur'an dan Injil ada fakta baru yang bisa kita ungkap tentang penciptaan dan evolusi manusia. Fakta tersebut:
# Tidak ada evolusi ala Darwin, tetapi ada evolusi berbeda yang bisa kita simpulkan dari kisah-2 suci.
# Evolus Islami adalah manusia berkembang dari raksasa berumur panjang (Nabi Adam berumur 930 tahun dan tingginya 27m) menuju manusia seperti kita yang kecil dan berumur pendek.
Lengkapnya dapat dibaca di:
Adam, Sebuah Cerita Tentang Manusia
Manusia walau berbeda-beda etnis atau ras tetap hanya SATU species. Untuk berkembang biak, manusia dari ras atau etnis apapun BISA KAWIN dengan manusia dari ras atau etnis manapun…
Hewan terdiri dari BERBAGAI species; dan mereka HANYA KAWIN dengan spesies yang SAMA: harimau dengan harimau, buaya dengan buaya, anjing dengan anjing.
Begitu juga burung (unggas), ikan, serangga cenderung HANYA KAWIN dengan kelompoknya; perkutut dengan perkutut, gelatik dengan gelatik, salmon dengan salmon, teri dengan teri, tawon dengan tawon, kecoa dengan kecoa..
Kecenderungan membeda-bedakan ras atau etnis merupakan kecenderungan hewani..
Semua ras atau etnis manusia sama martabatnya; TIDAK ADA etnis yang hina, begitu juga TIDAK ADA ras yang mulia..
Secara kodrati hewan HANYA memiliki keinginan bertahan hidup; makan dan berkembang biak..
Manusia punya BANYAK keinginan, bukan sekadar bertahan hidup.
Hewan memangsa hewan lainnya semata-mata untuk bertahan hidup, BUKAN KARENA JAHAT.
Manusia ‘memangsa’ manusia lainnya KARENA JAHAT, bukan semata-mata untuk bertahan hidup..
Perilaku dan karakter hewani MERUPAKAN sifat turunan.
Perilaku dan karakter manusia BUKAN MERUPAKAN sifat turunan, artinya BISA berubah jika akalnya PUNYA KEINGINAN untuk berubah..
Posting Komentar