BEBAS MERDEKA PISAN

BEBAS MERDEKA PISAN
HARAPAN dan REALITA

Sabtu, 25 Februari 2012

Ketidakjujuran kapitalis Barat



Ketidak jujuran demi kepentingan sendiri bukan hanya dilakukan oleh individu perorangan. 
Sebuah negara, walau pemerintahannya menjunjung demokrasi sekalipun, kadang melakukan ketidakjujuran dalam bersikap. 

Realitanya, kebijaksanaan luar negeri sebuah negara sering terkait demi kepentingan nasionalnya; apalagi jika negara tersebut merupakan negara adikuasa. 
Ini menunjukkan, sikap munafik atau perilaku standar ganda bisa dilakukan siapa saja, termasuk oleh negara yang mengklaim kampiun demokrasi sekalipun.


Di abad keduapuluh dan menjelang abad keduapuluhsatu sekarang, kepentingan Barat --khususnya kelompok negara-negara yang berakar pada kolonialis Inggeris-- amat jelas berpengaruh pada percaturan politik dunia. 
Dan suka atau tak suka, perilaku ketidakjujuran Barat tersebut jelas tampak di setiap gejolak politik di berbagai belahan dunia.

Pengamat sejarah pasti tahu sikap Mahatma Gandhi, pejuang kemerdekaan India yang anti kekerasan. 
Tapi di tahun 1935, gelar tokoh perdamaian diberikan justru kepada Carl von Ossietzky, seorang wartawan Jerman pro Yahudi yang tidak terkenal, hanya dikarenakan Ossietzky menentang Nazi Jerman. 

Jelas sekali, hal itu bisa terjadi karena yang dilawan Gandhi adalah kolonialis Inggris dan bukan Adolf Hitler.


Karenanya tidak aneh, jika hadiah nobel perdamaian (dan sastera?) hanya akan diberikan kepada orang-orang yang dinilai tidak merugikan kapitalis Barat
Hanya akan dihadiahkan kepada orang-orang yang menentang pemerintahan yang dinilai membahayakan kepentingan Barat.


Realitanya, jika sudah berbicara kepentingan politik sebuah negara adikuasa, maka berbicara menjunjung tinggi demokrasi hanyalah omong kosong. 

Buktinya, saat ini, satu golongan yang memenangkan pemilihan umum secara demokratis di sebuah negara, jika dinilai akan merugikan kepentingan Barat, dipastikan akan digulingkan. 
Sebaliknya, sebuah pemerintahan yang tidak demokratis, jika dinilai menguntungkan kapitalisme Barat, dipastikan akan didukung Amerika Serikat dan sekutunya.


Dengan jelas Barat mendukung Muslim Bosnia, tapi menilai Muslim Moro sebagai teroris. 
Itu terjadi karena negara Yugoslavia yang kuat dinilai akan merugikan Barat; sebaliknya pemerintahan di Philipina dinilai pro Barat, walau Marcos seorang diktator. 
Jelas, dalam perpolitikan kapitalis di dunia, sesungguhnya agama dan demokrasi dianggap tak ada artinya. 

Contohnya, Muslim yang menentang pemerintah Rusia dan orang Tibet yang menentang pemerintah Cina dipastikan akan didukung Barat. 
Tapi militan Basque dan IRA, walau beragama Katolik, akan dinilai sebagai teroris.


Jadi, demokrasi (yang sesungguhnya) di sebuah negara hanya akan tegak jika tak ada kepentingan negara lain yang mempengaruhi demokrasi itu sendiri. 

Artinya, demokrasi di sebuah negara akan tegak jika para pelaku demokrasi dan orang-orang di negara itu sendiri tidak menggadaikan dirinya untuk kepentingan negara lain. 

Tidak jadi budak negara lain.








TIDAK SESUAI NILAI-NILAI AJARANNYA

Atribut dan perilaku itu seharusnya menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. 
Artinya, orang yang menonjolkan atribut ideologinya seharusnya memiliki perilaku yang sesuai dengan ajaran ideologinya. 
Tapi, realitanya, banyak orang yang menyimpang dari ideologinya. 
Contohnya, Muslim yang terkungkung khurafat; orang Kristen yang bercerai; atau orang komunis yang membolehkan modal asing.


Begitu juga, para politikus Amerika --yang berkaok-kaok sebagai kampiun demokrasi-- yang tidak mau menerima kemenangan sebuah partai Islam di Aljazair dalam sebuah pemilu yang demokratis, jelas telah melanggar nilai demokrasi itu sendiri. 
Atau penggulingan Presiden Alende di Chili oleh CIA, jelas menunjukkan bahwa kepentingan politik negara adikuasa lebih diutamakan ketimbang demokrasi dan hak asasi manusia.


Realitanya, para politikus Amerika berusaha memecah-belah negara lain menjadi negara-negara boneka yang lemah. 
Mereka pasti mendukung gerakan separatis di negara lain dengan alasan hak asasi manusia, jika kelompok separatis itu dinilai menguntungkan kaum kapitalis Barat; 
sebaliknya, akan dicap sebagai teroris jika dinilai merugikan kepentingan Barat.

Mereka membenarkan Abraham Lincoln yang menjaga keutuhan Amerika;  
tapi akan menuduh Rusia dan Cina sebagai melanggar HAM jika Rusia dan Cina mempertahankan keutuhan negaranya dari separatisme. 

Karenanya, rakyat Amerika hendaknya sadar, kebencian kepada Amerika disebabkan kemunafikan para politikusnya; dan bukan kepada demokrasinya.


Yang jelas, negara yang berdaulat tidak perlu takut kepada negara yang sok adikuasa. 
Artinya, setiap negara berhak menjaga keutuhan teritorialnya. 

Kalaupun terjadi kekerasan dan pelanggaran HAM, itu resiko yang harus ditanggung oleh siapa pun yang melakukan separatisme.








HATI-HATI DENGAN JEBAKAN REKAYASA

Gerakan Muslim di Thailand dan di Pilipina --tapi dalam porsi kecil dan lemah--  tetap akan dipertahankan keberadaannya oleh kapitalis Barat; sebab dengan adanya gerakan itu, kedua negara tersebut tergantung pada bantuan kapitalis Barat. 

Demikian juga nasionalisme Kurdi yang lemah tetap akan dipertahankan; tapi sebuah negara Kurdi yang berdiri sendiri mustahil untuk didukung, sebab kelak bisa jadi duri bagi Barat.


Dari sebab itu, dalam masalah perpolitikan --yang mengabaikan kejujuran-- amat sulit untuk bisa membedakan mana peristiwa yang direkayasa dan yang bukan. 

Bukan mustahil, pihak-pihak yang tidak menyukai Islam justru menyengaja mendorong kelompok Muslim yang bodoh untuk melakukan kekerasan dan terorisme. 
Sebab, selain menimbulkan citra yang buruk tentang Islam, negara yang jadi korban teroris diharapkan akan bersimpati kepada pihak yang tidak suka Islam ini.

Karena itu, setiap Muslim --di negara manapun-- harus mematuhi aturan hukum di negara tempat ia tinggal. 

Harus jadi orang baik dan membawa kebaikan; bukan jadi kriminal. 
Dan jangan terjebak jadi kriminal.





Bagikan blog BEBAS MERDEKA PISAN ini kepada teman-teman Anda dengan meng-klik 'bagikan'/'share'...
Semoga balasan pahala akhirat yang kekal menjadi imbalan yang terbaik buat Anda...



(Alfa Qr)

Tidak ada komentar: