BEBAS MERDEKA PISAN

BEBAS MERDEKA PISAN
HARAPAN dan REALITA

Sabtu, 25 Februari 2012

Jiwa, ruh, dan arwah


Muslim awam umumnya menganggap jiwa, ruh, dan arwah sebagai satu hal yang sama. 
Mereka cukup memahaminya sebagai dzat yang batin (yang halus, yang tidak kasat mata), yang ditiupkan Allah Subhanahu wa Ta’ala ke dalam jasad manusia.

Paling jauh, mereka hanya memahami bahwa yang disebut jiwa adalah saat ruh sedang bersatu dengan jasad; ketika ruh sudah keluar dari jasad mereka menyebutnya arwah; dan jasad yang ditinggalkan ruh mereka sebut jenazah atau mayat. 

Namun ada juga Muslim yang berpendapat bahwa jiwa berbeda dengan ruh. 
Mereka berpaham bahwa setiap benda (termasuk jasad manusia), sebelum ditiupkan ruh ke dalamnya, pada hakekatnya sudah memiliki jiwa. 






PENDAPAT YANG MEMBEDAKAN JIWA DENGAN RUH

Sesuai sunatullah, tiap benda fisik sekecil apa pun --seperti atom-- hakekatnya punya jiwa, punya unsur kehidupan, punya unsur yang bergerak di dalamnya. 
Dari sebab itu pula, proses kimia hakekatnya proses kehidupan. 
Begitu pula, sebelum jadi (jasad) manusia, sperma di air mani hakekatnya sudah memiliki kehidupan, sudah bergerak, sudah berjiwa.

Jiwa --nafs-- inilah yang membuat manusia bisa merasakan sesuatu secara fisik (biologis). 
Jiwa ini pulalah yang mempengaruhi logika; karena walaupun logika merupakan sesuatu yang tak berbentuk secara fisik, logika merupakan hasil dari kemampuan otak (yang merupakan benda fisik). 
Karena itu, logika menilai benar atau salah, baik atau buruk, berdasar kepada sesuatu yang dilihat atau dirasa secara fisik. 
Artinya, menuruti pertimbangan pengalaman fisik. 
Jadi, nafsu keinginan yang bersifat fisik atau keduniawian, hakekatnya pengaruh atau dorongan jiwa.

Sedangkan qalbu bukanlah benda fisik. 
Kalbu --akal budi-- menilai benar-salah dan baik-buruk, karena pengaruh ruh. 
Dan karena ruh yang dari sifat asalnya suci, penilaian kalbu pun cenderung pada kebaikan.

Dari sebab itu, kepuasan yang timbul berdasar penilaian logika berbeda dengan yang berdasar nurani. Kegembiraan yang hanya berdasar logika biasanya disertai tawa lebar atau tepuk tangan. 
Lain halnya dengan kepuasan atau kegembiraan yang muncul dari dasar kalbu, biasanya disertai dengan linangan air mata.

Hanya saja mesti selalu diingat, walau sebuah kegembiraan muncul dari nurani belum tentu identik dengan kebahagiaan yang hakiki. 
Sebab kebahagiaan yang hakiki hanya mucul dari rasa syukur kepada Allah.


Bagi kita, Muslim awam biasa   --yang tidak dibebani kewajiban untuk mengetahui perbedaan antara ruh dan jiwa--   cukuplah memahami bahwa semua yang dilakukan (jasad) kita di dunia akan dan harus dipertanggungjawabkan oleh (ruh) kita di akhirat. 

Pembahasan secara mendetil perihal masalah perbedaan ruh dengan jiwa, belum tentu kita pahami

Lagi pula, hasilnya pun belum tentu disepakati bersama. 








ARWAH TIDAK JADI HANTU

Sambil menunggu hari penghisaban, hari kiamat, setiap ruh orang yang wafat akan tinggal di alam barzakh (alam kubur).  [1] 
Di mana letaknya alam kubur, tidak ada seorang pun yang tahu. 

Dan karena tak ada perintahya, kita tak perlu repot-repot untuk mengetahui lokasi alam barzakh, ataupun apa yang sedang terjadi di sana. 
Yang paling penting buat kita adalah menyiapkan ‘bekal yang baik’ sebelum memasukinya.


Dalam ajaran Islam, tidak ada keterangan atau dalil bahwa [ruh] orang yang sudah wafat kembali ke dunia untuk bergentayangan atau jadi hantu. 

Karenanya, jika ada arwah atau hantu yang menyerupai orang yang sudah wafat, sebenarnya itu adalah iblis laknat jahanam. 
Dan karena manusia lebih mulia daripada iblis, seorang Muslim tak perlu takut kepada iblis.


Memang, seorang manusia bisa saja mengalami perkara gaib, tapi kemungkinannya amat kecil. 
Dari seratus ribu orang barangkali hanya satu orang yang benar-benar pernah mengalaminya. 

Realitanya, 99,999 persen orang yang bercerita masalah gaib atau bercerita pernah bertemu arwah orang mati, kalau bukan pembohong, adalah orang gila.
Perhatikan orang gila yang berbicara sendiri. 
Kalau ditanya dengan siapa ia bicara, pastilah ia menjawab berbicara dengan seseorang. 
Artinya, otak orang gila tersebut ‘melihat’ hantu. 

Perlu dicatat, hakekatnya yang memproses penglihatan secara fisik adalah otak; jika otaknya kacau, maka penglihatannya juga menjadi kacau. 

Karenanya, tidak perlulah kita berbicara pernah bertemu hantu. 
Sebab di belakang kita, agar kita tidak tersinggung, orang akan membicarakan dan menilai kita gila atau pendusta.





Catatan:
  • Hal yang wajar jika seorang Muslim tidak berani masuk ke dalam hutan dikarenakan takut diterkam harimau atau dipatuk ular. Tapi takut dicekik hantu adalah musyrik; sebab dalam masalah gaib seorang Muslim hanya patut takut kepada Allah. Begitu pula, takut dianiaya atau dirampok penjahat di tempat yang rawan kejahatan adalah hal yang wajar, dan sepantasnya ketakutan serupa itu dimiliki orang yang akal pikirannya sehat. Tapi takut dicekik iblis --di tempat mana pun-- adalah musyrik.
  • Kita tidak perlu memikirkan ruh hewan, ruh tumbuh-tumbuhan, atau ruh apa pun. Sebab tidak ada kewajiban yang dibebankan kepada kita untuk berpusing-pusing memikirkan hal-hal semacam itu. Kita hanya perlu meyakini bahwa semuanya telah diatur Allah dengan tidak mengenyampingkan sifatNya yang Mahaadil. Begitu juga, kita cukup meyakini akan keberadaan malaikat, jin, dan iblis. Sebagai orang awam, kita tidak perlu dan tak layak menggambarkan atau mereka-reka bentuk dan dzatnya. Sebab keterangan yang rinci tentang malaikat, jin, dan iblis --yang sampai kepada kita-- amat terbatas.
(Alfa Qr)


[1]   Yang di alam barzakh adalah ruh. Jasad manusia, tergantung cara kematiannya, bisa dikubur di dalam tanah tapi bisa juga --jika dimakan ikan-- berada di dalam perut ikan. 

1 komentar:

Musikasari. Com mengatakan...

Assalamualaikum
Blogny sangat bermanfaat teutama bgi yg awam seperti saya
Sdikit kesinggung dgn postnganny perihal tdk usah repot2 mencari tau tntang alam barzakh atau alam kubur apalagi soal ruh dan jiwa, krn belakangan ini sy kepo bgt soal itu
Sy pikir ingin menambah pengetahuan spy iman kita bertambah yaitu dgn cara kepoin ahli agama, aq mau tanya nih aq mimpi memanggil alm nenekku tp yg muncul berupa udara sprti riak "gtu, dan suara samar2 suara persis alm, dikatakan td orang yang mati tdk bs pergi ke dunia mnemui manusia apkah mimpi aq hny bunga tdur ataukah benar adanya?