Dinukil dari hadis riwayat Muslim, malaikat
Jibril berkata: “Allah memerintahkan kepadamu (Muhammad) agar membacakan Quran
kepada umatmu dengan tujuh huruf. Dengan huruf apa saja mereka membaca, mereka
tetap benar.”
Para ulama berbeda
pendapat mengenai yang dimaksud dengan tujuh huruf ini.
Ada yang memahaminya sebagai tujuh dialek yang terdiri dari Qurais, Huzail, Saqif, Hawazin, Kinanah, Tamim, dan Yaman.
Ada yang memahaminya sebagai tujuh dialek yang terdiri dari Qurais, Huzail, Tamim, Azad, Rabiah, Hawazin, dan Sa’d bin Bakar.
Ada yang memahami tujuh huruf ini sebagai qiraat yang tujuh.
Dan masih banyak lagi pemahaman-pemahaman lainnya.
Ada yang memahaminya sebagai tujuh dialek yang terdiri dari Qurais, Huzail, Saqif, Hawazin, Kinanah, Tamim, dan Yaman.
Ada yang memahaminya sebagai tujuh dialek yang terdiri dari Qurais, Huzail, Tamim, Azad, Rabiah, Hawazin, dan Sa’d bin Bakar.
Ada yang memahami tujuh huruf ini sebagai qiraat yang tujuh.
Dan masih banyak lagi pemahaman-pemahaman lainnya.
Adalah mustahil bagi
kita Muslim awam untuk hafal semua pendapat para ulama itu.
Lagi pula tak ada keharusan bagi kita untuk mengetahui arti tujuh huruf tersebut.
Lagi pula tak ada keharusan bagi kita untuk mengetahui arti tujuh huruf tersebut.
Yang jelas, salah
satu kiat setan laknat jahanam terkutuk agar Muslim enggan membuka dan membaca
Quran, adalah dengan menakut-nakuti kesalahan membacanya.
Padahal, orang yang membacanya tergagap-gagap sekalipun mestilah berpahala.
Yang penting bagi kita adalah tidak menyengaja untuk salah membacanya.
Padahal, orang yang membacanya tergagap-gagap sekalipun mestilah berpahala.
Yang penting bagi kita adalah tidak menyengaja untuk salah membacanya.
Dengan adanya hadis
yang diriwayatkan Muslim di atas, keengganan membaca Quran karena kekhawatiran
salah lafal dalam membacanya, menjadi tidak beralasan.
Bagaimanapun caranya
kita membaca Qur’an jika niatnya ikhlas benar-benar karena Allah semata-mata,
maka benarlah apa yang kita kerjakan itu.
Dalam realitanya, dialek (logat atau aksen) tiap-tiap manusia kadang berbeda.
Dalam realitanya, dialek (logat atau aksen) tiap-tiap manusia kadang berbeda.
Hendaknya dicamkan,
Islam itu untuk semua manusia (yang kebanyakan adalah orang awam biasa), dan
bukan khusus untuk para ahli.
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al
Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang (mau) mengambil pelajaran?”
Dalam Al Qur’an surat Al Qamar, ayat di atas diulang sebanyak
empat kali yaitu di ayat 17, 22, 32, dan 40.
Pengulangan ayat
tersebut, jelas bukan tanpa makna.
“Sesungguhnya agama ini mudah
dan tiada seorang yang mempersulit agama,
kecuali pasti dikalahkannya.
Bertindaklah
tepat,
lakukan
pendekatan, sebarkan berita gembira,
permudahlah dan gunakan siang dan malam hari
serta
sedikit waktu fajar sebagai penolongmu.”
(HR. Bukhari)
(Alfa Qr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar