“Janganlah ingin menjadi seperti orang lain
kecuali seperti dua orang ini. Pertama, orang yang diberi Allah
kekayaan yang berlimpah dan ia membelanjakannya secara benar. Kedua,
orang yang diberi al-hikmah (ilmu dan kebijaksanaan) dan ia berperilaku sesuai
dengannya dan mengajarkannya kepada orang lain.” (HR Bukhari)
Penyakit yang sering dialami oleh orang yang mengejar materi duniawi adalah hilangnya, atau berkurangnya, ketenteraman jiwa.
Realitanya, seseorang merasa terpuruk --merasa tidak puas dan merasa tidak bahagia-- karena membandingkan keadaan dirinya dengan keadaan orang lain yang ada di sekitarnya, atau di zamannya saat dia hidup.
Jika membandingkan
dengan orang yang punya TV warna 29 inch, orang yang hanya punya TV warna 14
inch bisa saja merasa tidak puas.
Padahal jika ia membandingkannya dengan Firaun, Napoleon, atau Hitler, ia sebenarnya lebih beruntung.
Sebab sehebat atau sekaya apa pun Firaun, Napoleon, dan Hitler, mereka tak pernah punya TV warna 14 inch.
Padahal jika ia membandingkannya dengan Firaun, Napoleon, atau Hitler, ia sebenarnya lebih beruntung.
Sebab sehebat atau sekaya apa pun Firaun, Napoleon, dan Hitler, mereka tak pernah punya TV warna 14 inch.
Begitu pun orang
yang terbiasa menyantap makanan enak, mungkin saja menganggap remeh serabi
oncom.
Tapi seorang Muslim yang senantiasa ingat Nabinya, yaitu Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, saat menyantap serabi oncom akan mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepadanya; karena, seandainya serabi oncom ada di masa Nabi, serabi oncom akan merupakan makanan yang amat sangat lezat.
Tapi seorang Muslim yang senantiasa ingat Nabinya, yaitu Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, saat menyantap serabi oncom akan mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepadanya; karena, seandainya serabi oncom ada di masa Nabi, serabi oncom akan merupakan makanan yang amat sangat lezat.
Patut diketahui, Nabi Saw tidak pernah menikmati makanan yang terbuat dari terigu yang halus, seperti serabi atau roti yang kita kenal di saat ini.
Kalau seorang Muslim
sudah bisa mensyukuri nikmatnya serabi oncom, tentunya ia akan lebih mensyukuri
nikmat-nikmat lainnya yang lebih besar yang diberikan Allah ‘Azza wa Jalla kepadanya.
Allahu Akbar.
LAKON HIDUP JANGAN KEBLABLASAN
Salah satu sumber ketidakbahagiaan dalam hidup adalah ketidak-mampuan untuk
membatasi keinginan yang terus-menerus.
Yang selalu menginginkan yang lebih daripada yang sudah dimiliki, yang tidak ada akhirnya.
Yang tidak ada yang bisa menghentikannya kecuali kematian.
Yang selalu menginginkan yang lebih daripada yang sudah dimiliki, yang tidak ada akhirnya.
Yang tidak ada yang bisa menghentikannya kecuali kematian.
Padahal, kalau ditafakuri, sesungguhnya lakon
kehidupan di dunia ini ibarat mimpi, dan kematian adalah saatnya kita ‘bangun’.
[1]
Jangankan yang kita
harapkan, yang sudah jadi milik kita pun, ketika kita ‘bangun’ ternyata tidak
ada di sisi kita.
Tak ada isteri yang cantik atau suami yang gagah; tidak ada mobil bagus maupun rumah yang mahal.
Yang ada di sisi kita saat kita bangun, tidak lebih dari tumpukan dosa dan pahala.
Yang akan jadi beban dan bekal di
pengadilan akhirat.
Bagikan/Share tulisan ini kepada teman-teman Anda yang lain.
SEMOGA BERKAH dan RIDHA ALLAH SWT terlimpah ruahkan kepada Anda sekeluarga.
(Alfa Qr)
[1] Muslim
yang beruntung adalah yang selamat di akhirat walau di dunia ia menderita.
Yang paling beruntung adalah Muslim yang tenteram di dunia dan selamat di akhirat.
Yang paling rugi adalah yang menderita di dunia dan celaka di akhirat.
Yang paling beruntung adalah Muslim yang tenteram di dunia dan selamat di akhirat.
Yang paling rugi adalah yang menderita di dunia dan celaka di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar