BEBAS MERDEKA PISAN

BEBAS MERDEKA PISAN
HARAPAN dan REALITA

Senin, 27 Februari 2012

Menyampaikan pendapat


Pesan Nabi Saw.: “Jika kamu berbicara tentang suatu perkara, padahal perkara itu tidak terjangkau (tidak bisa dipahami) oleh akal pikiran mereka, niscaya akan membawa fitnah di kalangan mereka.”   

Fitnah di sini berarti bisa menimbulkan perselisihan atau malah perpecahan.


Pesan Nabi di atas hendaknya menjadi pegangan yang tidak terabaikan bagi seorang Muslim yang hendak menyampaikan pemahaman agama. 
Jika tidak, satu hal yang sebenarnya berniat baik justru bisa melahirkan kesalahpahaman yang berujung pada pertengkaran.

Contohnya, ada orang berpaham bahwa daging babi haram dimakan, tapi memakai ikat pinggang dari kulit babi tidaklah haram. 
Pendapat orang tersebut tidaklah salah, namun jika pendapat ini dikemukakan di hadapan orang yang menganggap babi najis dalam semua hal, bisa menimbulkan perselisihan. 

Walau pengertian najis pada babi yang sebenarnya hanyalah jika dimakan; seperti juga pengertian najis pada laki-laki kafir adalah haram dinikahi wanita Muslimah, tapi tidak haram jika kita melakukan jual beli atau berhubungan dagang dengan laki-laki kafir tersebut.

Hal di atas perlu dimaklumi oleh pemberi dakwah, bahwa orang yang diberi dakwah tidaklah semuanya cerdas.


Nasihat yang tepat sasaran biasanya nasihat yang tidak langsung. 
Artinya, kita cukup memberi contoh yang dialami orang lain. 

Misalnya menasihati orang malas dengan menceritakan sukses si Fulan. 
Cara tersebut akan lebih tepat sasaran daripada menasihati langsung, apalagi jika nasihat langsung itu lebih dinilai berupa teguran. 
Alih-alih mau berbuat baik, yang terjadi malah memunculkan ketidaksukaan kepada kita.


Realitanya, tidak sedikit orang yang ketika diberi tahu malah merasa dimarahi, saat dinasihati malah merasa dimusuhi. 


Realitanya, jarang ada orang yang bisa menggelitik dirinya sendiri; seseorang merasa ‘digelitik’ jika yang melakukannya orang lain. 
Padahal bagaimana akan sadar jika tidak ada yang memberi tahu, jika tidak ada yang menggelitik.


Demikian pula dalam masalah agama, sebaiknya kita ‘berputar-putar’ dahulu ke masalah atau perkara yang mirip sebelum ke arah target nasihat kita. 

Hendaknya dimaklumi, walau telah jelas salah sekalipun, kebanyakan orang selalu merasa dirinya benar. 

Artinya, membuka hati yang terkunci tidak semudah membuka tutup botol.



Catatan:
  • Pada banyak kenyataan, ketika kita diingatkan oleh orang lain, kita biasanya hanya bisa marah dan ngamuk, dan jarang mau introspeksi.
  • Begitu banyak orang yang pandai memberi nasihat, membuat seseorang tidak mudah untuk menentukan yang mana harus diikuti nasihat atau pemahamannya. Seperti sabda Nabi Saw,  “Manusia seperti unta yang berjumlah seratus, seseorang akan sulit menemukan mana unta yang baik untuk dikendarai.”  (Shahih Al Bukhari)


(Alfa Qr)

Tidak ada komentar: