BEBAS MERDEKA PISAN

BEBAS MERDEKA PISAN
HARAPAN dan REALITA

Jumat, 24 Februari 2012

Syafaat orang biasa


Tidak ada satu manusia pun yang terluput dari kesalahan atau dosa.  
Namun satu dosa bisa dihapuskan dari ancaman hukuman di akhirat, dengan sebab:  

1)   Tobat yang kita laksanakan, sungguh-sungguh mohon ampunanNya.  

2)   Amal baik yang kita kerjakan, yang pahalanya menutup dosa.  

3)   Musibah yang menimpa kita, sebagai tebusan atau persekot. 

4)   Syafaat, permohonan ampunan kepada Allah untuk seseorang, yang dilakukan oleh orang lain

Jika kita berdoa: “Ya, Allah, ampunilah dosa si Fulan”, maka pada hakekatnya kita telah memberikan syafaat kepada si Fulan, baik si Fulan itu masih hidup maupun telah wafat. 
Demikian pula jika seorang Muslim berdoa untuk kita: “Semoga Allah mengampuni anda”, pada hakekatnya ia telah memberi syafaat kepada kita.

Syafaat orang biasa --artinya semua Muslim selain Nabi Saw-- bisa dikabulkan Allah, bisa juga tidak. Tergantung dari izinNya.
Orang hanya bisa berharap, tapi tak seorang pun (baik ulama, kiai, ustad, atau siapa juga) yang boleh mengklaim bahwa doa dan syafaatnya dijamin dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Syafaat orang biasa yang paling baik adalah syafaat orang yang ikhlas. 
Artinya orang itu berdoa memohon kepada Allah untuk mengampuni orang lain, tanpa mengharap imbalan dari orang yang didoakannya
Lebih utama lagi jika yang didoakan tidak mengetahui bahwa ia didoakan.



MINTA SYAFAAT..

Bolehkah kita datang kepada seseorang untuk minta syafaatnya? 
Boleh saja. 
Contohnya, kita diperbolehkan meminta seorang kiai untuk mendoakan almarhum ayah kita supaya diampuni Allah.

Doa Pak Kiai tersebut akan sampai kepada Allah. 
Cuma apakah Allah akan mengabulkan doa Pak Kiai itu atau tidak, tentunya ada pertimbangan Allah Yang Mahaadil. 
Allah akan menilai: Siapa dulu kiainya, siapa dulu ayah kita itu, dan siapa dulu kita ini.

Kalau semua orang bisa diampuni Allah begitu saja gara-gara doa ‘mustajab’ satu orang kiai, tentunya semua orang tidak perlu mentaati aturan agama.  
Cukup kumpulkan uang dari masing-masing orang, lantas berikan kepada Pak Kiai, biar Pak Kiai berdoa siang-malam.

Bagaimana dengan menziarahi kuburan orang terkenal untuk dimintai syafaatnya? 
Jelas ini tidak boleh, ini musyrik. 
Seorang Muslim yang akal pikirannya bersih, akan datang ke kuburan untuk mendoakan agar orang yang sudah meninggal itu diampuni Allah.  Dan bukan sebaliknya.

Realitanya, disebabkan ketidaktahuan, kita sering rancu. 
Membolehkan perkara yang terlarang, dan melarang yang sebenarnya dibolehkan. 



JANGAN GUNAKAN AGAMA SEBAGAI KAMUFLASE

Syafaat dan barokah itu dari dan kepunyaan Allah semata-mata. 
Seutamanya kita langsung memohonnya kepada Allah. 
Jika kita memintanya kepada orang yang sudah dikuburkan, sama artinya menganggap orang yang sudah wafat itu sebagai perantara atau berhala.

Bagi yang terlanjur pernah berperilaku seperti itu, mohon ampunan segera kepada Allah merupakan hal utama. 
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni orang itu, sebab Allah memaklumi bahwa ia berbuat begitu karena kekurangtahuannya akan syareat agama yang benar.
Demikian pula bagi para juru kunci, penjaga kuburan ‘keramat’, yang mengomersilkan kuburan sebagai tempat mencari kekayaan materi duniawi, permohonan tobatnya pasti dikabulkan Allah. Sebab ampunan Allah senantiasa terbuka lebar bagi hamba-hambaNya yang bertobat.

Ingat, harta dunia bisa jadi rongsokan yang tidak laku dijual; pahala akhirat akan tetap kekal. 
Karenanya, jangan gunakan agama sebagai kamuflase, jangan tukar pahala akhirat dengan rongsokan duniawi. [1]



HARUS MENYADARKAN ORANG SALAH, BUKAN MEMBENCINYA

Sikap kita yang terbaik terhadap mereka yang memuja orang yang sudah meninggal, atau yang menjadi juru kunci makamnya, adalah dengan menjelaskan secara lemah lembut dalil agama yang melarangnya. [2]

Andai mereka tetap pada pendiriannya, marilah kita berdoa memohon agar Allah berkenan membukakan hati mereka. 
Bukanlah hal yang tepat jika ada Muslim (yang karena kecintaannya untuk menjaga kesucian agama ini) lantas bersikap keras kepada saudara-saudara kita ini. [3]

Saat sarana informasi dan komunikasi merupakan kemudahan yang bisa didapat, menggunakan kekerasan tidak akan menghasilkan kebaikan seperti yang kita inginkan. 
Tuntunan yang lembut, berupa dalil-dalil agama yang benar yang selaras dengan akal, adalah pedang kita saat ini. 
Zulfikar adalah pedang seorang Muslim yang lembut, yang tidak menusuk dan mematikan, tapi menyentuh dan membukakan hati.

Kita percaya, saudara-saudara kita itu merasa apa yang dilakukannya benar dan meyakini dirinya beriman kepada Allah. 
Karena itu, kita juga percaya, Allah tak akan membiarkan kedengkian tertanam di hati kita terhadap saudara-saudara kita yang melakukan kekeliruan.

(Alfa Qr)


[1]  Seoramg Muslim yang benar-benar ikhlas akan melakukan segala perbuatannya karena semata-mata mengharap balasan pahala dan ridha Allah; dan bukan karena menginginkan balasan materi dari manusia.
[2]  Di dalam tuntunan Islam, perkara dan simbol keduniawian tidak boleh dikaitkan dengan perkara gaib; tak boleh dikaitkan dengan membawa keberuntungan atau membawa kesialan bila tak ada keterangan atau dalil dari Nabi Saw.
[3]  Salah satu jihad yang utama saat ini, selain mengeluarkan Muslim dari perselisihan di antara Muslim sendiri, adalah melepaskan diri dari kebekuan pola pikir; membebaskan diri dari keterpasungan pemahaman yang salah.

Tidak ada komentar: